Senin, 01 November 2010

TEOFILIN


Teofilin

 (Bronchophylin, Bronsolvan, Bufabron, Euphylin, Retaphyl, Theobron)

Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk pasien asma dan penyakit paru obstruktif yang kronik, namun tidak efektif untuk reaksi akut pada penyakit paru obstruktif kronik. Teofilin dapat meningkatkan risiko efek samping jika digunakan bersamaan dengan agonis reseptor beta, seperti munculnya hipokalemia.
Teofilin dimetabolisme oleh hati. Pada pasien perokok atau gangguan fungsi hati dapat menyebabkan perubahan kadar teofilin dalam darah. Kadar teofilin dalam darah dapat meningkat pada gagal jantung, sirosis, infeksi virus dan pasien lanjut usia. Kadar teofilin dapat menurun pada perokok, pengkonsumsi alkohol, dan obat-obatan yang meningkatkan metabolisme di hati.
Penggunaan teofilin harus lah berhati-hati karena batas keamanan dosis yang cukup sempit. Dosis terapi dapat dicapai pada kadar 10-20 mg/lt, namun efek samping juga sudah muncul pada kadar tersebut dan lebih berat lagi pada kadar diatas 20 mg/lt.
1.      Indikasi     : obstruksi saluran nafas yang reversibel, serangan asma berat.
2.      Kontraindikasi     : hati-hati penggunaan pada pasien dengan penyakti jantung, hipertensi, hipertiroid, ulkus lambung, epilepsi, lanjut usia, gangguan hati, kehamilan dan menyusui.
Kehamilan : pada trimester ketiga berisiko bayi tidak bernafas.
Menyusui : terdapat pada ASI, dapat muncul gejala iritabilitas pada bayi.
3.      Dosis :  (Dosis tergantung juga dari tiap merk teofilin)
Secara umum dosis 200-400 mg tiap 12 jam.
Anak 6-12 tahun : 125-200 mg tiap 12 jam
Anak 2-12 tahun : 9mg/kg setiap 12 jam (maksimal 200 mg)
4.      Sediaan      :
Tablet/kapsul 125 mg, 130 mg, 150 mg, 250 mg, 300 mg
Syrup 130 mg/15 ml, 150 mg/15 ml
5.      Interaksi obat :
·  Allupurinol : meningkatkan kadar teofilin dalam darah.
·  Ketamine : meningkatkan risiko kejang
·  Halotan : meningkatkan risiko artimia
·  Adenosine : teofilin berlawanan efek dengan antiaritmia adenosine.
·  Propafenon : meningkatkan kadar teofilin dalam darah
·  Azitromisin, isoniazid, claritromisin, eritromisin, ciprofloxacin, norfloxacin
: meningkatkan kadar teofilin dalam darah
·  Rifampisin : meningkatkan metabolism teofilin, menurunkan kadar teofilin dalam darah.
·  Kuinolon : meningkatkan risiko kejang.
·  Fluvoxamin : meningkatkan kadar teofilin dalam darah, teofilin dosis rendah masih dapat digunakan dengan pemantauan kadar teofilin dalam darah.
·  Carbamazepine, pirimidone : meningkatkan metabolism teofilin, menurunkan kadar teofilin dalam darah.
·  Fenitoin : kadar keduanya menurun.
·  Fluconazole, ketokonazole : meningkatkan kadar teofilin dalam darah.
·   Ritonavir : meningkatkan metabolism teofilin, menurunkan kadar teofilin dalam darah.
·  Benzodiazepin : teofilin menurunkan efek benzodiazepine.
·  Barbiturate : meningkatkan metabolism teofilin, menurunkan kadar teofilin dalam darah.
·  Diltiazem, verapamil : meningkatkan kadar teofilin dalam darah, meningkatkan efek teofilin.
·  Kortikosteroid : meningkatkan risiko hipokalemia.
·  Metotrexate : meningkatkan kadar teofilin dalam darah.
·  Disulfiram : meningkatakan risiko toksisitas dari teofilin.
·  Acetazolamide : meningkatkan risiko hipokalemia.
·  Doxapram : meningkatkan efek rangsangan terhadap saraf pusat.
·  Interferon : menghambat metabolism teofilin, meningkatkan kadarnya dalam darah.
·  Zafirlukast : meningkatkan kadar teofilin dalam darah.
·  Litium : teofilin meningkatkan sekresi litium sehingga menurunkan kadar litium dalam darah.
·  Estrogen : menurunkan ekskresi teofilin sehingga meningkatkan kadar teofilin dalam darah.
·  Pentoxifilin : meningkatkan kadar teofilin dalam darah
·  Sulfinpirazone : menurunkan kadar teofilin dalam darah.
·  Simpatomimetik : pabrik pembuat teofilin tidak menganjurkan penggunaan bersamaan dengan efedrin terutama pada anak-anak.
·  Simetidin : menghambat metabolism teofilin, meningkatkan kadar teofilin dalam darah.
·  Sukralfat : menghambat penyerapan teofilin, minum dengan jarak 2 jam satu sama lain.
·  Vaksin : vaksin influenza meningkatkan kadar teofilin.
6.      Efek Samping      :
Denyut jantung meningkat, berdebar-debar, mual-muntah, gangguan saluran cerna lainnya, sakit kepala, gangguan tidur, gangguan irama jantung, kejang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar